Aceh Museum Complex
Museum Aceh merupakan kompleks bangunan yang
menyimpan dan memamerkan benda-benda peninggalan sejarah. Banunan ini berdiri
di atas tanah bekas komplek militer ini diresmikan pada tahun 1980. Pada
komplek ini terdiri atas beberapa bangunan utama, yaitu Rumoh Aceh yang dibawa
pulang dari Blangpadang setelah diikutkan dalam perlombaan di Semarang. gedung
Tata, perpustakaan, Gedung Pameran komtemporer, Auditorium, dan Gedung Pameran
Tetap.
Museum ini memberikan
pandangan secara keseluruhan baik dari sejarah dan budaya di Aceh.
Perpustakaan
berisi 10.000 buku. Sebuah rumah tradisional Aceh adalah bagian pusat dari
museum. Dibangun pada tahun 1914 oleh Gubernur Belanda Van Swart. Satu dari
banyak menarik pameran adalah "Cakra Donya". A 1 m dan lebar 1 m bell
dibuat pada tahun 1400 dan disajikan ke Aceh sebagai hadiah dari Kaisar Cina.
S
ebuah prasasti pada bel mengatakan "Nyanyikan Fang Niat Toeng Juut Kat
Tjo" yang diterjemahkan ke dalam penasaran "Sultan Nyanyikan Fang,
yang telah selesai pada ngengat-12, 5? Th tahun". Ini digunakan untuk
menggantung di pohon besar dan berfungsi sebagai cara untuk memanggil penduduk
setempat ke istana untuk informasi penting.
Hal itu juga digunakan sekali di
kapal Iskandar Muda "Cakra Donya" dalam pertempuran dengan Portuguse
di Melacca. Belanda kemudian memerintahkan bel untuk diturunkan karena mereka
khawatir pohon akan istirahat. Sebagai bel memiliki reputasi untuk menjadi
rumah hantu, buruh Chinesse mana digunakan.
Mereka memiliki namun untuk
memabukkan diri dengan Arrak untuk berani bawa ke bawah! Setelah bel telah
dibawa ke tanah Banda Aceh memiliki banjir yang parah. Gubernur H.N.A. Belanda
Swart diminta untuk memasangnya lagi, tapi menolak. Tahun depan ada banjir baru
dan permintaan baru. Kali ini gubernur memiliki sebuah bangunan kecil dibuat
dan bel menutup telepon. Banda Aceh telah disimpan! Museum Aceh terletak di
Sultan Alaidin Mahmud Syah jalan, itu adalah tempat terbaik untuk tahu banyak
tentang sejarah budaya Aceh.
Di dalam museum pameran hal antik keramik,
senjata, dan banyak peralatan budaya seperti pakaian adat, perhiasan,
khaligraphy (ornamen Islam), dapur melengkapi, dll Koleksi paling menarik
adalah lonceng besar yang disebut "Lonceng Cakra Donya", hadiah dari
Cina Grand-Duke (Kaisar Ming, di abad ke-15) untuk Sultan Aceh yang disampaikan
oleh Cina Muslim, Laksamana Cheng Ho pada 1414, kita bisa membaca tulisan pada
bel: "Nyanyikan Fang Niat Toeng Juut Kat".
Di kompleks ini ada juga
rumah 'Rumoh Aceh' yang dibangun oleh Gubernur Belanda Van Swart pada tahun
1941 dalam arsitektur rumah aceh khas. Dalam barat Museum atau utara Aceh House
of Kustom ada kompleks Makam Sultan Aceh.
Review By Wisata Wisata Di Aceh
No comments for "Aceh Museum Complex"
Post a Comment